Peserta Diklat Sar 1 pembudidaya madu di Alue Rambong, Kecamatan Peureulak, Kab.Aceh Timur @istimewa
IDI — Inspirator Lebah Madu Indonesia (ILMI) Regional Aceh Launching GAMM (Gerakan Aceh Madu Murni) sekaligus melaksanakan Diklatsar I (satu) ILMI Regional Aceh.Kegiatan Diklat ini dikemas dengan tajuk POHCAKRA “Seharian Bincang-Bincang Lebah Madu” yang dilaksanakan pada 9-10 April 2021 di Alue Rambong, kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Ketua ILMI Regional Aceh Mahdi Ismail, S.Hut mengatakan pelatihan tehnik budidaya lebah madu dan pemahaman pentingnya menjaga kemurnian Madu bagi konsumen wajib dilaksanakan kepada pembudidaya lebah.
“Keberadaan ILMI di Aceh adalah untuk berbagi ilmu perlebahan kepada masyarakat agar para anggota memiliki komitmen menjadi produsen Madu Murni yang jelas sanadnya dan aman dikonsumsi bagi kesehatan konsumen”, kata Mahdi seperti dalam rilis yang diterima Acehframe.com.
Mahdi menyebutkan organisasinya dengan bergabung bersama para pembudidaya, Reseller hingga praktisi berkomitmen untuk mengeluarkan produk madu murni. Maka oleh sebab itu keanggotaan dibentuk untuk memudahkan dalam mengontrol ancaman beredar madu oplosan atau palsu.
“Maka dituntut anggota yang telah memegang kartu keanggotaan Ilmi wajib mendatangani fakta Integritas diatas materai untuk berkomitmen menjaga kemurnian madu dari fitrahnya yang dihasilkan lebah dari nektar dan buah-buahan, jika melanggar akan dikenakan Sangsi berat” cetus Mahdi.
Diklatsar I ILMI Regional Aceh di ikuti oleh sejumlah 33 (tiga puluh tiga) orang peserta dan 5 (lima) orang peserta Training of trainer (TOT) tersertifikasi standar ILMI dari berbagai Kabupaten dan Kota di Aceh.
“Kegiatan ini akan dilaksanakan terus menerus kepada calon anggota secara swadaya yang berminat mengetahui ilmu perlebahan dan menjadi Anggota ILMI Regional Aceh agar banyak terciptanya kantung-kantung pembudidaya lebah madu murni dan pejuang madu murni di Aceh,” imbuh Mahdi.
Sementara ketua Umum ILMI pusat Kang Debbee menyebutkan Peredaran Madu Palsu/S.O.S (madu sintetis, madu Oplos dan madu Sirup) dimasyarakat Indonesia sangat meresahkan dimana pada beberapa bulan terakhir sudah mulai ditangkapnya beberapa pelaku madu S.O.S di Indonesia.
“Indonesia merupakan surganya lebah madu, kita lihat dimana-mana kita temukan macam-macam jenis lebah di Alam kenapa kita harus impor..? oleh karena itu kami ILMI perlu membentuk jaringan memperkecil peredaran madu palsu dengan cara mengedukasi, edukasi, dan edukasi kemasyarakat agar tersedianya lumbung-lumbung madu murni dimasyarakat,” kata Deby.
Menurutnya Aceh salah satu provinsi yang memiliki hutan sebagai paru-paru Dunia dengan berbagai vegetasi yang berlimpah. Berpotensi menghasilkan madu murni baik jenis Apis mau Trigona sp yang penyebaran ada di seluruh kabupaten/kota di Aceh.
“InsyaAllah kedepan Regional Aceh dapat membangun pusat Diklat ILMI Regional Aceh sebagai tempat edukasi dan wisata perlebahan berkelas internasional,” demikian tutup kang Deby. ( Mau)