[Opini] Long GAM !!!

 

Covid 19 ternyata membuat bahasa Long GAM kembali tren di jagad maya. Covid 19 membuat semua sektor terpojok tidak berdaya.

Aceh yang hampir  rata- rata  penduduknya  keras kepala, Batat, beuho tunggang seolah tidak menggubris persoalan ini. Salahsatu  bukti tingkat partisipasi  masyarakat  dalam Vaksinasi  masih rendah di bandingkan daerah  lainnya di Indonesia.

Yang tidak habis pikir presiden RI pun harus ikut  turun tangan  ke Aceh untuk mempercepat vaksinasi. Mengejar ketertinggalan ini sepertinya  pemerintah  Aceh mulai “kengkot” Mereka terpaksa  harus turun tangan. Pelajar  pun menjadi sasaran.

Saya merasa khawatir  bahasa long GAM terus akan muncul di masyarakat. Long GAM  sepertinya bentuk rasa kecewa dan jurus terakhir untuk menyangkal ancaman  dari vaksinasi. Kasus penyekatan Lhokseumawe , dan beberapa  video  protes lainnya merupakan  sinyal kepercayaan  masyarakat terhadap  pemerintah  Aceh mulai pudar.

Pemerintah  Aceh seyogyanya harus membangun dulu tingkat kepercayaan publik. Ada kelemahan disana sehingga  itu perlu dibenahi. Jikapun tidak ada sumber daya manusianya  silahkan pemerintah  Aceh libatkan saja konsultan Komunikasi  yang andal.

Jurus ancam mengancam pemerintah  Aceh di media sepertinya  bukanlah sebuah solusi yang ditawarkan pemerintah  untuk memutuskan rantai penyebaran covid 19.
Watak masyarakat  Aceh meskipun  keras tentu ada lembutnya. Untuk menuntaskan vaksinasi tidak perlu  membuat keruh suasana. Iklim perdamaian  Aceh saat ini sedang kondusif walaupun  kesejahteraan masyarakat  belum merata maka suasana itu perlu dijaga.

Secara pribadi, bahasa Long GAM merasa  khawatir. Saya takut mereka kembali “They Are Come Back”, tentunya ini bukan lah harapan yang baik. Jangan gara – gara suntik mereka mengangkat senjata.Virus kita bunuh dengan vaksin.  Insya Allah Aceh sehat, Aceh Aman, Aceh Sejahtera.

Penulis: Maulana Amri 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *